Rabu, 02 April 2008

PLTSa Dan RUU Pengelolaan Sampah Yang Tak Kunjung Rampung

Oleh: Najib


Pembangunan PLTSa sepertinya menjadi tren tersendiri di seputar Bandung Raya. Seolah berlomba untuk siapa paling cepat membangun, dengan harapan masalah sampah dapat dituntaskan dengan sekejap mata.
Ada hal yang mengkhawatirkan terkait dengan trend yang disebut diatas, yaitu dasar pijakan hukum yang sampai hari ini, belum juga kelar.
DPR RI sampai hari ini belum juga merampungkan RUU pengelolaan Sampah. Langkah penegakan hukum di daerah pun tidak pernah efektif, karena memang sampai pada hari ini Republik yang kita cintai ini, masih belum memiliki UU persampahan.
Pansus sudah melakukan hearing dan sebagainya bekerja sama dengan berbagai stake holder dan intansi. Hasilnya masih belum ada. Perdebatan seputar definisi sampah, pengawasan, dan teknis pengelolaan sampah, masih saja belum mencapai kata sepakat. Bandingkan dengan negara lain rata rata umur undang undang mengenai sampah sudah mencapai puluhan tahun. Lalu bagaimana dengan kondisi daerah yang pada saat ini melakukan pembangunan PLTSa?, apakah dikemudian hari tidak akan menimbulkan masalah?
Beberapa tahun yang lalu ketika terjadi musibah Leuwi Gajah masyarakat di negeri ini pun terhenyak betapa tidak, sampah yang tidak terkelola dengan baik menyebabkan musibah yang merengut beberapa nyawa manusia. Belum dengan dampak yang ditimbulkan dengan ditutupnya TPA Leuwi Gajah yang menyebabkan menggunungnya sampah disekitar Bandung.
Mudah mudahan bangsa ini cepat belajar, walau harus selalu dimulai oleh musibah yang ditimbulkan akibat selalu lambat merespon lingkungan disekitar kita.

Satu hal sekedar mengingatkan dalam kondisi cuaca hujan yang seakan tiada henti masalah sampah akan meningkat. Diharapkan Pemda dengan cepat merespon hal tersebut dengan sigap.









Masih Soal Fitna

Dari: BBC Indonesia
Diperbaharui pada: 27 Maret, 2008 - Published 23:17 GMT

Politisi Belanda rilis film Fitna

Geert Wilders menyatakan al-Qur'an naskah 'fasis'
Politisi sayap kanan Belanda, Geert Wilders mengirimkan film kontroversialnya Fitna yang kritis terhadap al-Qur'an ke internet.
Video dengan durasi 17 menit itu memuat potongan ayat-ayat Al-Quran di antara gambar pidato ulama radikal Islam, dan juga gambar-gambar tindak kekerasan.
Video tersebut dimuat di situs video sharing LiveLeak.
Film berjudul Fitna itu dirilis meskipun himbauan dari pemerintah Belanda agar tidak dilanjutkan.
Perdana Menteri Belanda Jan Peter Balkenende mengatakan, film itu secara keliru mempersamakan Islam dengan tindak kekerasan.
Kami yakin [film] itu tidak memiliki tujuan lain, kecuali menyinggung

Jan Peter BalkenendePerdana Menteri Belanda
"Kami yakin [film] itu tidak memiliki tujuan lain, kecuali menyinggung," kata PM Balkenende dalam suatu pernyataan.
Berita bahwa video itu sedang dibuat telah mengundang protes di sejumlah negara Muslim.
Wartawan BBC Geraldine Coughlan dari Den Haag melaporkan, Geert Wilders mengatakan, dia tidak menghendaki filmnya menjadi provokasi.
Sebaliknya, dia ingin membicarakannya dalam perdebatan dengan umat Islam.
Film Fitna dimulai dengan gambar al-Qur'an dan gambar-gambar Serangan 11 September 2001 di New York.
Film ini memuat rangkaian klip yang mengguncang perasaan dari arsip media dan headline berita, serta pendapat Geert Wilders, 44 tahun, bahwa Islam berbahaya bagi Barat.
Pada hari Jumat, seorang hakim Belanda menyidangkan petisi sebuah organisasi muslim yang menghendaki peninjauan independen atas film Fitna, untuk menyimpulkan apakah film itu melanggar undang-undang mengenai pernyataan kebencian.
Namun, para pakar mengatakan, film itu tampaknya tidak menyinggung Islam dan mereka berpendapat film Geert Wilders ini tidak akan memicu tindak kekerasan.
Ketegangan terkait publikasi film Wilders ini merebak, sementara seorang politisi Belanda keturunan Iran mengumumkan dia sedang memproduksi film komedi tentang kehidupan Nabi Muhammad
Film lain
Ehsan Jami, yang berusia 22 tahun, mengatakan kepada BBC, filmnya tentang Nabi Muhammad akan mirip dengan komedi Monty Python, berjudul Life of Brian.
Muslim Belanda memprotes film Geert Wilders di Amsterdam
Dalam film komedi ini, seorang lelaki muda yang lahir bersamaan dengan Yesus, keliru dikira sebagai al-Masih atau tokoh yang diyakini akan dikirim oleh Tuhan.
Film animasi karya Ehsan Jami, yang berjudul Kehidupan Muhammad, berfokus pada malam pernikahan sang Nabi dengan istrinya yang berusia 9 tahun, Aisha.
Menurut Jami, film itu memperlihatkan Nabi mengatakan kepada mempelai wanita, jangan khawatir, sayang, saya tidak akan menyakitimu.
Bagi warga muslim, yang sudah tersinggung oleh penggambaran negatif Nabi Muhammad dalam karikatur Denmark, film ini menimbulkan ketersinggungan baru.
Dan, sebagai orang yang dilahirkan muslim, tidak mungkin Ehsan tidak mengetahui dampak filmya, kata wartawan BBC spesialis masalah keagamaan Frances Harrison.
Namun, Ehsan Jami bersikukuh menyatakan, film ini hanya kelakar, dan menyatakan, dia tidak bisa faham kalau warga muslim tersinggung.
Saat ditanya apakah dia risau soal reaksi terhadap film karyanya, Ehsan Jami mengatakan, dia sudah cukup lama dikawal polisi selama 24 jam, sehingga dia tidak bisa lebih khawatir lagi.
Namun, dia menambahkan dia telah belajar dari pengalaman Geert Wilders, yang kesulitan untuk menemukan stasiun televisi yang bersedia menayangkan filmya atau situs internet untuk menampungnya.
Berbeda dengan Wilders, Ehsan Jami tidak mengumumkan terlebih dahulu tempat film itu akan dirilis.
Sebuah organisasi muslim telah mengajukan keberatan hukum untuk mencoba menghentikan film Jami.
Seorang wanita Belanda yang bekerja sama dengan anak-anak muda muslim di belanda, mengatakan, semua orang yang dia kenal benar-benar sudah muak dengan politisi yang mengejar publisitas, dengan membuat film-film melecehkan semacam itu.